TentaraPolisi.id — Dengan dalil agama sebagai unsur mutalak dalam nation building, maka kita dapat menyingkirkan kiprah PKI di mana-mana. Bahkan kita bisa menumpas segala bentuk ateisme, baik ateisme yang melahirkan komunisme maupun ateisme yang melahirkan kapitalisme, liberalisme, atau fasisme. Setiap ideologi yang berbahaya tidak hanya bisa dilawan dengan kekerasan dan senjata, tetapi juga harus dihadapi dengan kesadaran beragama.”
Kiai Mahrus aly menjadi simbol dan ikon perlawanan terhadap kezaliman yang dipertontonkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Ia menggugah kesadaran para ulama dan kiai pengasuh Lirboyo untuk bersama bergerak dan bertindak menghalau PKI. Sepak terjangnya menghadang laju partai terlarang ini sangat tersohor. Ia memerankan peran sentral bersama laskar santri merangsek ke wilayah operasi PKI di berbagai daerah di Jawa Timur.
Putra dari pasangan KH Aly bin Abdul Aziz dan Hasinah binti Kyai Sa’id ini terlibat menumpas pemberontakan PKI pada medio 1948 di Madiun. Bahkan, Sang Kiai berangkat ke Madiun bersama para santri. Ia bergabung bersama Brigade S Soerahmad dan berhasil menumpas beberapa pemberontakan PKI di sana.
Kiai Mahrus Aly mengangkat KH.Maksum Jauhari (Gus Maksum) sebagai komandan tempur lapangan dari kelompok santri menghadapi pendukung antek” PKI. Pilihan Kiai Mahrus Aly mengangkat Gus Maksum sebagai komandan lapangan dinilai sangat tepat. Kemampuan ilmu bela diri Gus Maksum dan kehebatan pemuda Ansor di bawah kepemimpinannya rupanya mampu membuat pendukung dan simpatisan PKI menyerah dan sebagain lari setiap berhadapan dengan Gus Maksum.
Kiprah dan sumbangsih tokoh yang terlahir dari lingkungan pesantren ini sangat besar terhadap Nahdlatul Ulama (NU). Ia pernah diangkat menjadi rais syuriyah Jawa Timur selama hampir 27 tahun hingga akhirnya diangkat menjadi anggota Mustasyar PBNU pada 1985.