Jendral Andika Perkasa Soal Namanya Disebut Bakal Cawapres

Nasional228 Dilihat

TENTARAPOLISI.ID — Jendral Andika Perkasa tak mau terlalu banyak komentar soal wacana dijadikan calon wakil Presiden oleh Nasdem.Namanya disebut-sebut untuk mendampingi Anies Baswedan yang sudah dideklarasikan oleh Partai Nasdem.

Namun ia tak mau terlalu ambil pusing terkait isu tersebut, dan lebih memilih fokus pada pekerjaan.

Jawaban Jendral Andika Perkasa Soal Namanya Disebut Bakal Cawapres, ‘Tak Ada Komunikasi’

Nama Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa digadang-gadang bakal menjadi cawapres Anies Baswedan di Pilpres 2024 nanti.

Anies Baswedan yang kini masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta sudah resmi dideklarasikan Partai NasDem sebagai capres 2024.

Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh sudah memberikan kebebasan kepada Anies Baswedan untuk mencari cawapres.

Tak lama setelah dideklarasikan, Anies pun melakukan safari politik menemui Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).Salah satu elemen masyarakat bernama relawan Anies-Andika For 2024 (AK 24) pun mendeklarasikan dukungan agar Anies dipasangkan dengan Jenderal Andika Perkasa.

Dukungan itu muncul setelah NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal capres 2024.

Seperti diketahui juga, nama Andika Perkasa turut muncul dalam Rapimnas Partai NasDem beberapa waktu lalu sebagai capres 2024.

Rapimnas NasDem memunculkan tiga sosok capres 2024, yakni Anies Baswedan, Andika Perkasa dan Ganjar Pranowo.

Baca juga: Siapa Calon Panglima TNI Gantikan Jenderal Andika Perkasa? Ini Sosok yang Paling Berpeluang

Belakangan, NasDem memilih Anies menjadi capresnya.

Untuk mewujudkan Anies menjadi capres 2024, NasDem pun membutuhkan koalisi dengan partai lain.

Lantas, bagaimana jawaban Jenderal Andika Perkasa ditanya kesediaannya menjadi cawapres Anies Baswedan?

Jenderal Andika Perkasa ternyata enggan berkomentar.

Mantan Dampaspampres Presiden Jokowi itu mengaku ingin fokus menuntaskan tugas sebagai panglima TNI.

“Saya enggak mau komentar karena memang tidak ada komunikasi dan saya ingin fokus menyelesaikan tugas saya sebagai Panglima TNI,” ujar Andika di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Rabu (12/10/2022), seperti dilansir Antara.

Sesuai amanat Undang-Udang (UU) yang berlaku, dia berkomitmen untuk bersikap netral dan fokus menjalankan tugasnya sebagai Panglima TNI.

Andika sendiri mengaku belum pernah bertemu dengan kelompok yang mendukungnya untuk menjadi cawapres mendampingi Anies Baswedan.

“Saya benar-benar enggak pernah ketemu juga. Jadi saya saat ini kan masih menjabat sebagai Panglima TNI. Sesuai Undang-Undang ya saya biar fokus dan supaya saya netral,” kata Jenderal Andika.

Saat ditanya peluang terjun ke dunia politik usai pensiun, Andika masih merahasiakan sembari menegaskan kembali soal komitmennya untuk fokus menuntaskan masa jabatannya sebagai Panglima TNI.

“Pokoknya saya mau menyelesaikan dulu. Itu dulu yang bisa saya jawab sekarang. Karena kan tugas saya sebagai Panglima TNI,” kata dia.

Ganjar Pranowo jadi ‘kuda hitam’

Di sisi lain, bakal capres 2024 yang namanya selalu muncul di survei, Ganjar Pranowo diyakini bakal menjadi kuda hitam susul Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi.

Artinya, nama Ganjar bisa jadi kurang diperhitungkan oleh partainya sendiri saat ini.

Namun, politisi PDIP itu punya peluang besar untuk memenangkan pemilihan mendatang.

“Saya berkeyakinan Ganjar adalah kuda hitam dalam pilpres mendatang,” kata Ari kepada Kompas.com, Senin (10/10/2022).

Oleh publik, Ganjar belakangan dianggap dipinggirkan dari partainya sendiri karena kerap kali tidak diundang di acara PDIP.

Beberapa elite partai banteng juga terang-terangan menyebut Ganjar kelewatan, bahkan congkak karena berambisi maju di pilpres.

Menurut Ari, dinamika itu justru membuat Ganjar mendapat simpati publik. Ganjar mungkin dianggap sebagai political victim alias korban politik karena “serangan-serangan” PDI-P ke dirinya.

“Sehingga publik menaruh iba dan semakin jatuh hati dengan ketegaran Ganjar,” ucap Ari.

Dengan tekanan politik demikian besar, kata Ari, Ganjar sulit berkampanye di luar Jawa Tengah yang bukan wilayah kekuasaannya.

Namun begitu, keterbatasan tersebut justru dimanfaatkan Ganjar dengan memaksimalkan kampanye di media sosial.

Ari yakin, dengan situasi politik demikian, nama Ganjar justru akan semakin melejit jelang Pemilu 2024, bahkan mungkin mengungguli Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo dan Anies Baswedan yang digadang-gadang bakal jadi pesaingnya.

“Tingginya elektabilitas Ganjar di tengah hambatan dan tentangan dari partainya justru melejitkan dirinya daripada Prabowo atau Anies,” katanya.

Lain dengan Ganjar, lanjut Ari, elektabilitas Prabowo Subianto sudah mencapai titik puncak, malah berpotensi turun.

Sebab, sebagai pejabat publik, performa Prabowo saat ini hanya ditentukan oleh kinerjanya sebagai Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra.

“Jejak rekamnya yang selalu gagal di pilpres-pilpres sebelumnya menjadi handicap (rintangan) bagi Prabowo,” ucap Ari.

Sementara, elektabilitas Anies sangat mungkin naik jika partai pendukungnya seperti Nasdem bekerja secara tepat.

Nasdem bisa mengolah pencitraan Anies dan dukungan dari simpatisannya dengan maksimal. Jika berhasil, Nasdem pun bakal diuntungkan oleh pencalonan Anies.

“Akan tetapi elektabilitas Anies akan berpotensi menurun jika Nasdem gagal membantah dan mengolah isu Anies adalah toleran dengan praktik politik identitas,” kata Ari.

Sebagaimana diketahui, sejumlah nama digadang-gadang menjadi calon presiden untuk Pemilu 2024, salah satunya Ganjar Pranowo.

Hingga kini PDIP belum mengumumkan capres yang akan mereka usung pada pilpres mendatang.

Namun, belakangan, gelagat PDIP memihak ke Puan Maharani, sang putri mahkota.

Spekulasi ini bukan tanpa alasan.

Sejak beberapa bulan lalu, Puan mendapat tugas khusus yang dimandatkan langsung oleh sang ibunda yang juga Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

Ketua DPP PDIP itu diperintahkan untuk melakukan safari politik ke partai-partai lain dalam rangka persiapan menuju 2024.

Tak hanya itu, Puan juga dipercaya oleh Mega buat keliling Indonesia, bertemu kader-kader PDI-P di daerah.

Sebaliknya, Ganjar seakan semakin tersingkirkan.

Berkali-kali dia tak diundang di acara partainya sendiri hingga terang-terangan dikritik oleh elite PDI-P.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *