TEMPO.CO, Jakarta – Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Alexandra Askandar memastikan penyaluran kredit akan terus dioptimalkan perseroan meskipun ancaman resesi global pada 2023 terus menghantui iklim bisnis di dalam negeri.
Selain mendorong kucuran kredit ke sektor-sektor itu, strategi pembiayaan dalam menghadapi resesi kata Askandar juga akan memerhatikan sektor bisnis berdasarkan wilayahnya. Misalnya fokus terhadap sektor makanan dan minuman di provinsi yang menghasilakan komoditas khusus dan berpotensi tumbuh lebih baik.
“Dengan strategi dimaksud kami berharap kredit Bank Mandiri bisa terus terjaga positif dan juga kualitas aset dapat terkendali dengan baik,” ujar Askandar.
Sampai dengan akhir September 2022, penyaluran kredit Bank Mandiri secara bank only ke segmen wholesale masih deras mencapai Rp 597,2 triliun. Angka ini tumbuh 11,96 persen secara tahunan.
“Portofolio kredit wholesale Bank Mandiri terdiversifikasi terutama pada nasabah-nasabah yang masuk kategori top tier dan juga ke sektor yang memiliki outlook positif,” kata Alexandra.
Selain menjaga tingkat penyaluran kredit dan kualitas asetnya, Bank Mandiri menurut Alexandra juga telah memetakan strategi untuk menjaga tingkat penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang hingga kuartal III – 2022 sudah sebesar Rp 1.361 triliun atau tumbuh 12,1 persen secara tahunan.
“Untuk mengoptimalkan neraca bank di sisi DPK, kami menargetkan perusahaan komoditas yang memiliki cash yang tinggi melalui penyediaan solusi dan layanan transaksional nasabah korporasi,” ujar Alexandra menjelaskan lebih jauh tentang strategi Bank Mandiri dalam menghadapi tantangan bisnis di tahun depan.