Tak jadi memberikan sanksi pada Rusia, Putin tepuk tangan hingga benarkah siapkan perang nuklir di Ukraina?
Untuk diketahui, Uni Eropa tampaknya akan menghindari termasuk pembatasan harga minyak dan energi nuklir Rusia dalam sanksi berikutnya karena anggota terus bersitegang atas tindakan tersebut.
Hal itu terkuak sebagaimana dilansir dari express.
Itu terjadi ketika Komisi Eropa bertemu dengan negara-negara anggota selama akhir pekan ketika blok itu terus merenungkan kebijakan tersebut dengan rasa urgensi baru menyusul ancaman nuklir Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Sementara blok itu telah menyetujui paket sanksi sebelumnya untuk melarang ekspor minyak Rusia ke Uni Eropa.
Dan melibatkan pengecualian untuk negara-negara yang terlalu bergantung pada minyak pipa Rusia, seperti Hungaria.
Sekarang, ketika serikat pekerja yang beranggotakan 27 negara itu mempertimbangkan untuk mengenakan batasan harga pada minyak Rusia untuk memberikan pukulan terhadap ekonomi negara itu dalam upaya untuk menghentikan upaya perangnya di Ukraina, negara-negara seperti Hongaria dan Siprus dilaporkan menolak tindakan tersebut.
Ketika perselisihan terus berlanjut, itu berisiko menunda proposal yang melayang, yang membutuhkan dukungan bulat dari semua anggota blok sebelum proposal apa pun dapat diubah menjadi tindakan.
Namun usulan itu, pada kenyataannya, pertama kali disetujui bukan oleh Komisi, tetapi oleh G7.
Namun, menyusul ancaman Rusia untuk menggunakan senjata nuklir dalam perang di Ukraina, Uni Eropa didorong untuk mengajukan proposal paket sanksi ketujuh terhadap Moskow yang sebelumnya telah dikerjakan oleh pejabat Komisi di belakang layar.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell memberikan pernyataannya setelah ancaman nuklir Putin.
“Tindakan pembatasan tambahan terhadap Rusia akan segera diajukan, sesegera mungkin bekerja sama dengan mitra kami,” ungkap Josep Borrell dikutip express, Senin (26/9/2022).
Namun menurut laporan, batas harga minyak mungkin tidak termasuk dalam paket baru karena reaksi internal.
Ini meskipun Uni Eropa masih terbukti menjadi pasar terbesar untuk minyak Rusia, meskipun bloknya siap untuk melarang impor minyak mentah Rusia mulai Desember untuk memangkas miliaran pendapatan dari Kremlin.
Beberapa negara juga telah meminta energi nuklir Rusia untuk memberlakukan batasan juga, yang juga dilaporkan akan hilang dari paket sanksi baru yang dikenakan pada Moskow.
Tetapi masih belum jelas bagaimana Uni Eropa akan dapat menerapkan pembatasan minyak di samping embargo impor yang disepakati awal tahun ini.
Blok tersebut juga sebelumnya telah menyetujui tindakan untuk melarang layanan yang diperlukan untuk mengirimkan minyak Rusia.
Kepala ekonomi Uni Eropa Paolo Gentiloni mengatakan komisi akan berusaha untuk membuat semua negara Uni Eropa menyetujui tindakan tersebut.
(TribunKaltim.co/Hartina Mahardhika)