TentaraPolisi.id – Menindaklanjuti polemik yang terjadi terkait dugaan kekerasan Kepala Sekolah SMP Negeri di Kota Tasikmalaya terhadap jurnalis, Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya memfasilitasi proses mediasi antara pihak sekolah, perwakilan media, dan unsur dinas, Selasa (23/12/2025).
Peristiwa tersebut kini telah dilaporkan secara resmi ke Mapolres Tasikmalaya Kota dan tengah diproses sesuai ketentuan hukum. Namun, kasus ini tidak berhenti pada ranah pidana semata. Dugaan kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah turut menyeret tanggung jawab etik dan administratif Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya sebagai lembaga pembina dan pengawas satuan pendidikan khususya bidang PGTK.

Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Nia Kurnia, S.Pd., menyampaikan permohonan maaf secara terbuka atas insiden yang terjadi. Ia menegaskan bahwa persoalan tersebut menjadi tanggung jawab bersama dalam konteks pembinaan sumber daya pendidikan.
“Saya, khususnya bidang GTK, sebagai orang tua pembina bagi sekolah-sekolah di bawah naungan Dinas Pendidikan, merasa memiliki tanggung jawab atas kejadian ini. Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya atas hal yang tidak pernah kami inginkan, terkait apa yang terjadi antara pihak sekolah dan rekan media,” ujarnya.
Menurut Nia, Dinas Pendidikan telah memfasilitasi islah dan mediasi yang melibatkan Kepala Dinas Pendidikan, Sekretaris Dinas, Kabid GTK, Kabid PSD, kepala sekolah, serta perwakilan media. Langkah tersebut ditempuh untuk merumuskan penyelesaian lanjutan agar persoalan tidak berkembang lebih luas.
“Tadi sudah dilakukan mediasi untuk membicarakan langkah selanjutnya agar masalah ini tidak melebar. Mudah-mudahan bisa diselesaikan secara kekeluargaan,” katanya.
Ia menegaskan bahwa media merupakan mitra strategis dunia pendidikan. Hubungan yang sehat dan terbuka antara sekolah, dinas, dan insan pers dinilai penting untuk menjaga iklim pendidikan yang transparan dan akuntabel.
“Media adalah mitra kami. Pemberitaan yang konstruktif justru akan mendorong dunia pendidikan semakin berkembang,” ucapnya.
Lebih lanjut, Nia menyampaikan bahwa pembinaan dan pengawasan terhadap kepala sekolah serta guru akan terus diperkuat. Dengan latar belakang sebagai guru dan pengawas, ia mengaku memahami dinamika di lapangan.
“Dinas Pendidikan adalah rumah bagi seluruh warga pendidikan. Kami terus berkolaborasi dan bersinergi agar pembinaan, pendampingan, dan pengawasan berjalan lebih baik ke depan,” tambahnya.
Tidak cukup sampai disana, Ketua DPD Himpunan Insan Pers Solidaritas Indonesia ( HIPSI) Kota/Kab Tasikmalaya, Ade Irawan turut angkat bicara dan menuntut agar peristiwa ini segera di usut sampai tuntas.
“Kami tidak akan tinggal diam dan akan terus menuntut, agar pelaku segera di proses sesuai dengan hukum dan perundang-undangan yang berlaku, jangan dibiarkan berlarut”, ungkapnya.
” Tidak cukup hanya permohonan maaf, negara ini negara hukum siapapun yang namanya pelanggar harus diproses secara hukum”, pungkasnya. (CH)









