TENTARAPOLISI,ID KAB Tasikmalaya 19 April 2024 , Rumah Sakit’ atau klinik semakin banyak dibangun namun kwalitas pengobatan masih Rendah , di mana masih banyak orang sakit yang kekurangan pengobatan yang layak seperti yang lainya sehingga berobat aja kadang harus ngambil Jalur Umum ketimbang BPJS dan pelayananya sungguh makin memprihatinkan, seperti yang di alami salah satu pasien yang berasal dari kec Leuwisari As dirinya terpaksa harus mondar mandir puskesmas dokter puskesmas dokter sampai ahirnya mencoba ke Klinik PKU muhamadiyah di daerah Singaparna kab Tasikmalaya As pertamanya batuk dengan campur darah kemudian dia berobat ke dokter terdekat dan besoknya langsung berobat ke puskesmas wilayahnya Karena As khatir penyakit dulu kambuh Ahirnya memutuskan untuk di Ronsen dan cek dahak setelah beberapa hari nunggu ahirnya hasilnya dari cek dahak dan ronsen Negatif untuk penyakit dulu katanya bronkitis tapi tak disebutkan bronkitis apa ,setelah 3 Minggu diberi Obet biasa baik dari puskesmas dan dokter ahirnya AS memutuskan untuk tidak lagi minum obat dan sejak itu kembali beraktivitas ngerokok ngopi memang dari dulu biasa namanya laki laki , tapi tak sampai satu Minggu tiba tiba As MLM nya terserang lagi batuk dengan di iringi darah tentu As kaget katanya sudah tidak usah makan lagi onlbat waktu terahir ke puskesmas , kemudian As mencoba menghubungi dokter terdekat dan dikasih resep beli obat GRANTUSIF dan KALNEX dan setelah reda batuk darahnya besoknya As berangkat lagi ke puskesmas untuk diperiksa sampai ahirnya pihak Puskesmas memberi Rujukan untuk diperiksa ke Rumah Sakit Umum RancaMaya ,namun apa yang didapat setiba di RSUD tidak diterima sehubungan penuh kuotanya , dengan sedikit Sedih ahirnya AS mencoba masuk ke klinik Muhamadiyah Cikiray Singaparna As langsung Daptar Umum dan ,setelah menunggu lama antrian As ahirnya dipanggil Dokter untuk di periksa AS menceritakan semua yang di Alaminya bahkan bukti fisik Ronsen sama cek Dahak di kasihkan Dr ahli dalam Abdul Hakim setelah dilihat dari hasil Ronsen dan cek dahak Dr AH juga mengatakan ini bukan penyakit paru (TB) tapi bronkhitis Kata DR AH dan setelah menebus Obat As pulang , seperti biasa obat diminum habis datang lagi sambil kontrol seperti kemaren tgl 16 April 24 tapi Penyakit dalam dirinya tak juga hilang Batuknya masih ada meski tidak sering dan tidak ada darah namun kecemasan untuk AS selalu menghantuinya apalagi ini udah 2 bulan bahkan udah mau 3 bulan berobat tapi batuknya masih Ada iseng iseng AS mencoba ngecek obat yang diberikan dari klinik PKU Muhammadiyah ternyata obat untuk batuknya yang kapsul Racikan dan itu pun sudah habis sementara yang lainya obat yang diberikan Diduga bukan untuk batuk melainkan keracunan Paracetamol pengencer dahak itu aja itu aja yang paten atau obat yang ampuhnya kemana ? sementara saya kadang bayar 200 sampai 300 lebih UNGKAP AS saat dikonfirmasi awak media TP di rumahnya , menurut As dulu juga pernah batuk keluar dahak darah sekitar th 2008 kalau gak salah namun pasilitas puskesmas dulu dengan sekarang jauh berbeda dulu cek dahak bisa Dilakukan di Puskesmas dan langsung di beri obat progam TB dan tidak terasa lagi lama sampai tahun tahun dan ngopi ngerokok biasa lagi tidak banyak kesana kemari terasa lagi kalau gak salah 2014 kemudian berobat progam 3 bulan kalau gak salah Alhamdulillah sembuh lagi dan biasa aktivitas jalan meroko biasa ngopi biasa ini 2024 terasa lagi tapi semua memacu pada hasil Ronsen dan dahak katanya bukan penyakit dulu padahal saya yang sudah merasakan dan mengalami sampai AS memohon pada dokter untuk diteruskan pengobatan di Puskesmas tapi Dr AH yang ahli dalam itu tetap pada pendiriannya padahal Dari Puskesmas Leuwisari siap jika Ada surat pelimpahan kata Ag , saat di konfirmasi Awak media Tentara Polisi sementara pihak Klinik PKU Muhammadiyah Singaparna menyangkal kalau pihaknya membedakan Pelayanan terhadap BPJS dan umum padahal Pasien AS sudah jelas pasien yang merasa Hak nya dibiarkan atau tidak didengar sampai minta di alihkan untuk pengobatan ke puskesmas Dr Abdul Hakim TIDAK memberikan Izin jelas ini melanggar UU NO 17 TH 2023 , (Z 19 0)
ADA APA DENGAN KPU MUHAMADIYAH
